DESAKU MAJU, Pacu Pertumbuhan Ekonomi Lampung yang Inklusif, Mandiri dan Inovatif

Ardiansyah—dok.ist --
Melihat angka kemiskinan yang masih tinggi dan rendahnya IPM, RMD mengambil kebijakan bahwa pertumbuhan ekonomi Lampung harus berkualitas. Sehinga juga mampu menjawab 2 masalah pokok itu.
Kebijakan itu jelas terlihat dari visi kebijakan ekonomi RMD-Jihan. Yakni, pertumbuhan inklusif, mandiri dan inovatif.
Kata inklusif secara tegas mensyaratkan agar pertumbuhan ekonomi itu harus dihasilkan oleh sektor yang melibatkan banyak pihak. Jadi tidak semata digerakan oleh korporasi besar.
Kata mandiri itu bermakna mengurangi ketergantungan dari impor. Juga dari daerah lain dalam produk, SDM dan lainnya.
Dan itu dilakukan dengan cara melakukan inovasi. Sehingga menghasilkan nilai tambah dan berdaya saing yang dirasakan dan dinikmati oleh semua pihak dan kalangan masyarakat.
Karenanya sangat beralasan jika RMD menyasar pada sektor pertanian. Sebab, lebih dari 70 persen masyarakat Lampung berada di pedesan dan bergerak di bidang pertanian.
Desa dijadikan subyek pembangunan dan penggerak pertumbuhan ekonomi. Sehingga menjawab 3 masalah pokok yang dihadapi Lampung.
- Pertumbuhan ekonomi meningkat dan tercapai pemerataan.
- Tingkat kemiskinan menurun karena selama ini desa menjadi kantong kemiskinan.
- IPM dapat meningkat karena kapasitas dan kualitas SDM meningkat. Taraf kesejahteraan masyarakat desa meningkat dan pendapatan masyarakat desa juga meningkat.
Atas dasar itulah akhirnya RMD-Jihan merumuskan program Desaku Maju. Program terpadu yang melibatkan banyak pihak.
Organisasi pemerintah daerah (OPD) diarahkan mendukung program desaku maju. Sebab sukses tidaknya program itu sangat tergantung dari banyak faktor. Baik menyangkut sumber daya manusia dan kesiapan infrastruktur.
Program Desaku Maju ini diharapkan bisa menjawab permasalahan pertanian dari hulu hingga hilirnya. Termasuk juga menyangkut tentang tata kelola di sektor pertanian yang memberikan kenyamanan dan kepastian bagi para petani berusaha.
Program Desaku Maju diterapkan secara bertahap di semua desa dalam wilayah Provinsi Lampung. Pada tahun pertama ini program tersebut menyasar di 500 titik. Sehingga direncanakan selama 5 tahun bisa diterapkan di 2506 desa se Lampung.
Ada 5 sasaran utama program Desaku Maju ini. Yakni;
- Adanya jaminan ketersediaan dan kemudahan dalam mendapatkan pupuk dengan memberikan edukasi dan fasilitasi agar petani bisa menghasilkan dan memanfaatkan pupuk organik cair (POC).
Pupuk jenis ini terbukti lebih ekonomis dan dapat meningkatkan kualitas lahan pertanian dalam jangka panjang.
Melalui program ini, dinas pertanian tanaman pangan, membantu petani melalui gapoktan agar bisa mendapatkan pengetahuan melalui lembaga pendamping terkait POC. Yakni, berupa penyediaan fasilitas dan peralatan.
Melalui bantuan itu diharapkan dalam kurun waktu tertentu petani bisa memproduksi sendiri POC. Setidaknya dapat digunakan sebagai penambah kesuburan lahan pertaniannya. - Hibah dryer sebanyak 24 unit kepada gapoktan untuk membantu para petani menghadapi pasca panen. Selama ini petani, terutama petani padi tidak memiliki daya tawar dan tidak mendapatkan nilai tambah terhadap hasil pertaniannya. Akibatnya, petani terpaksa menjual hasil panennya dengan harga murah terlebih saat panen raya.
Dengan adanya dryer, petani diharapkan punya daya saing. Setidaknya, sudah bisa menjual dalam bentuk Gabah Kering Giling. Dan bisa menjualnya saat harga lagi naik. - Program Desaku Maju juga memberikan vokasi dan edukasi kepada masyarakat terkait tekhnologi pertanian. Warga desa diberikan skil pengetahuan terkait perbaikan alat pertanian dan pengetahuan pendukung lainnya.
Keterampilan ini dinilai penting mengingat banyaknya alat-alat pertanian, terutama yang berasal dari bantuan pemerintah, pemanfaatannya tidak bisa bertahan lama akibat para petani tidak diberikan keterampilan memperbaiki alat rusak itu. Sementara ketergantungan pada pihak lain menimbulkan biaya tinggi. - Perbaikan infrastruktur, terutama infrastruktur jalan yang menghubungkan sentra-sentra pertanian.
Salah satu yang menimbulkan biaya tinggi bagi petani adalah tingginya biaya transportasi. Karena kondisi jalan yang rusak menyebabkan biaya angkutan hasil panen menjadi lebih mahal.
Karenanya, program Desaku Maju juga menyasar perbaikan jalan desa yang langsung pada akses lahan pertanian. - Selain itu, program Desaku Maju juga memberikan pelatihan dan pendampingan untuk memperkuat Lembaga usaha desa, seperti Badan Usaha Milik Desa (Bumdes).
Melalui penguatan ini, Bumdes atau Lembaga usaha desa lainnya seperti koperasi, dapat menjadi penggerak ekonomi di desa setempat. Bumdes akan ditopang dan didukung untuk menjadi badan usaha yang profesional dengan telah memanfaatkan teknologi digital. Bahkan, Bumdes juga didorong menjadi agen lembaga keuangan perbankan.
Melihat keterpaduan itu dan koloborasi dengan stakeholder lainnya, Program Desaku Maju memberikan harapan baru untuk kemajuan Lampung kedepan.
Namun, program ini tentu membutuhkan keseriusan yang berkesinambungan agar tak layu sebelum berkembang seperti program sebelumnya yang juga berbasis desa.
Selain itu dalam 100 hari kerjanya, telah cukup banyak yang dilakukan RMD-Jihan. Seperti perbaikan ruas jalan poros di beberapa kabupaten.
Sumber: